Ketahui Dampaknya! Kebanyakan Tidur Bisa Jadi Tanda Depresi yang Perlu Diatasi

Ketahui Dampaknya! Kebanyakan Tidur Bisa Jadi Tanda Depresi yang Perlu Diatasi

Menghadapi hari-hari yang sibuk dan penuh tantangan sering kali memerlukan periode istirahat yang lebih panjang untuk membantu tubuh dan pikiran kita pulih.

Meskipun demikian, ada kalanya durasi tidur yang lebih lama dari biasanya bisa menjadi indikator adanya masalah yang lebih serius, termasuk hubungannya dengan kondisi depresi.

Depresi, sebagai gangguan kesehatan mental yang sering dihadapi banyak orang, tidak jarang menyertakan berbagai masalah tidur, di mana insomnia menjadi yang paling umum.

Namun, ada juga situasi di mana individu yang mengalami depresi cenderung menghabiskan waktu tidur yang jauh lebih lama dari yang diperlukan.

Hubungan Antara Tidur Berlebihan dan Depresi

Penelitian telah menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara tidur berlebihan dan depresi.

Sebuah studi yang dipublikasikan di Current Sleep Medicine Reports pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa walaupun tidur berlebihan sering kali ditemui sebagai salah satu gejala depresi, bukan berarti tidur berlebihan itu sendiri yang menyebabkan depresi.

Dalam penelitian yang lebih lanjut, seperti yang tercatat di Journal of Affective Disorders tahun 2017, diketahui bahwa sebagian besar orang dengan depresi berat menghadapi berbagai jenis masalah tidur, di mana lebih dari 92% dari 3.573 partisipan yang didiagnosis dengan depresi berat mengalami gangguan tidur.

Insomnia menjadi masalah tidur yang paling banyak dilaporkan, namun, hampir separuh dari mereka juga mengalami hipersomnia, atau tidur berlebihan.

Tidur berlebihan, dalam konteks ini, tidak bisa semata-mata dianggap sebagai bentuk kemalasan, melainkan sebagai manifestasi dari tekanan yang diciptakan oleh depresi untuk terus-menerus beristirahat lebih lama dari yang biasanya diperlukan.

Mengenali Gejala Depresi

Perasaan ingin terus beristirahat dan tidur bisa menjadi salah satu cara tubuh memberi tahu bahwa ada yang tidak beres.

Kurangnya istirahat yang memadai—baik itu akibat tanggung jawab merawat anak, bekerja lembur, stres pekerjaan, atau alasan pribadi lainnya—juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami perasaan depresi, menurut Journal of Cellular and Molecular Medicine tahun 2019.

Gejala yang mungkin menunjukkan bahwa tidur berlebihan berkaitan dengan depresi antara lain rasa kantuk yang konstan, kelelahan, penurunan energi, kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari, perasaan putus asa, penurunan nafsu makan, hingga pikiran untuk melakukan bunuh diri.

Identifikasi Tidur Berlebihan Akibat Depresi

Identifikasi Tidur Berlebihan Akibat Depresi
Foto: Unsplash/Yuris Alhumaydy

Membedakan apakah kelebihan tidur merupakan gejala depresi atau hanya akibat kelelahan bisa menjadi tantangan.

Sebagai langkah awal, seperti yang disarankan oleh Verywell Mind, penting untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar seperti tidur yang cukup, konsumsi makanan sehat, interaksi sosial, dan aktivitas fisik terpenuhi.

Jika kelebihan tidur disertai dengan perubahan suasana hati yang signifikan, kehilangan minat pada hobi, atau kurangnya kegembiraan dalam hidup, ini bisa menjadi saat yang tepat untuk mencari bantuan profesional.

Strategi untuk Memperbaiki Kualitas Tidur dalam Menghadapi Depresi

Masalah tidur bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi, sebagaimana gangguan tidur yang berkepanjangan juga bisa memicu kambuhnya kondisi pada mereka yang sebelumnya telah mengalami depresi.

Berdasarkan rekomendasi dari Sleep Foundation, menerapkan kebiasaan sehat seperti konsultasi dengan terapis, menjaga jadwal tidur yang konsisten, berhati-hati dalam tidur siang, menghindari alkohol, menghabiskan waktu di luar ruangan, dan berolahraga secara teratur dapat membantu memperbaiki kualitas tidur, meningkatkan suasana hati, dan mengurangi gejala depresi.

Mengetahui Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional

Sementara tidur berlebihan sesekali mungkin tidak menjadi masalah, terutama setelah aktivitas fisik yang intens, frekuensi tidur berlebihan yang tinggi bisa menjadi indikator bahwa sudah saatnya untuk berkonsultasi dengan ahli.

Profesional kesehatan mental dapat memberikan diagnosis yang tepat untuk gangguan tidur atau kondisi kesehatan mental lainnya.

Beberapa tanda yang menunjukkan perlunya bantuan profesional antara lain gejala depresi yang berlangsung lebih dari satu minggu, kurangnya energi meskipun telah tidur cukup, kesulitan untuk tetap terjaga di siang hari, hilangnya minat terhadap aktivitas rutin, dan perubahan suasana hati yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Mengakui dan mengatasi tidur berlebihan yang mungkin terkait dengan depresi adalah langkah penting dalam memelihara kesehatan mental dan fisik.

Memastikan tidur malam yang nyenyak dan memadai adalah esensial, tetapi penting juga untuk waspada terhadap pola tidur berlebihan yang bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih dalam.

Mendekati penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi seseorang dan mencari solusi yang tepat merupakan langkah yang bijaksana.

Bagikan:

Tags

Related Articles